Desa wisata merupakan sebuah konsep pengembangan daerah yang menjadikan desa sebagai destinasi wisata. Pengelolaan seluruh daya tarik wisata yang tepat diharapkan dapat memberdayakan masyarakat desa itu sendiri. Desa wisata adalah komunitas atau masyarakat yang terdiri dari penduduk suatu wilayah yang bisa berinteraksi secara langsung dibawah sebuah pengelolaan yang memiliki kepedulian serta kesadaran untuk berperan bersama memberdayakan potensi wisata secara kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan di daerahnya.
Salah satu bentuk tren wisata saat ini adalah Desa Wisata, yang mana telah ditetapkan sebagai satu diantara program unggulan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Tren ini pula yang membuat Desa Rantau Kalis semangat dalam mengembangkan setiap daya tarik yang ada di Desa. Desa Rantau Kalis berada di Kecamatan Kalis, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat. Jarak tempuh dari kota Putussibau sekitar 1 jam perjalanan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Desa Wisata Rantau kalis di kelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Kondisi desa yang masih sangat asri dan terdapat beberapa daya tarik wisata, diantaranya : Air terjun yang bernama sungai Lawa, Air terjun sungai Ebak, Air terjun Sarai Manik, gua/terowongan yang bernama gua luoang angin yang berada di atas bukit Bake, gua sungai Ebak, dan air sungai yang masih sangat jernih yang biasa digunakan sebagai atraksi Arung Jeram.
Arung Jeram menjadi daya tarik utama Desa Rantau Kalis. Arung Jeram ini memiliki tiga trip, diantaranya: Trip pendek yang memiliki 5 jeram, trip sedang yang memiliki 11 jeram, dan trip panjang yang memiliki 15 jeram.
Selain daya tarik wisatanya yang bagus, desa wisata Rantau Kalis juga tetap menjaga dan mengembangkan permainan dan makanan tradisional.
Permainan tradisionalnya antara lain : Nganjan Alu, Tingkadok Baro (Lompat Harimau), Main Kosek (main batu), main bola api, menyumpit, tombak sasaran, merabut panua (cabut akar) dan bermain gasing.
Sedangkan makanan tradisionalnya antara lain : Rawar atau ikan segar yang dihaluskan kemudian dicampur dengan bumbu tradisional bernama patikala yang rasanya sedikit asam. Selain itu terdapat juga daun singkong pansuh dan ikan pansuh. Pansuh adalah cara memasak menggunkan bambu yang kemudian dibakar di atas bara api.